Membuktikan The Secret
Sudah menonton "The Secret", film fenomenal yang tiba-tiba menjadi pembicaraan banyak orang di seluruh penjuru dunia dan diulas khusus dalam acara Oprah Winfrey Show dan Larry King Show?
Barangkali sudah basi. Ini film lama. Setidaknya sudah setahun lebih beredar. Film ini sebenarnya sudah dirilis semenjak Maret 2006.
Tetapi terus terang, saya baru menonton film ini seminggu yang lalu sepulang dari Indonesia. Dan sejak itu saya menonton film ini hampir setiap hari.
Tiba-tiba saya ingin menulis lagi di blog ini setelah menonton film ini. Bukan apa-apa. Saya cuma ingin membagikan pengalaman saya membuktikan sendiri prinsip "the law of attraction" yang dijelaskan dalam film "The Secret" dalam kehidupan saya.
Pengalaman pertama membuktikan "hukum penarikan' adalah ketika saya kuliah di UGM, tahun 1994. Saat itu kebetulan seorang teman meminjamkan sebuah buku kecil foto kopian, seukuran buku saku, berjudul "Psikosibernetik untuk Sukses". Buku ini menjelaskan prinsip-prinsip dasar "the law of attraction". Awalnya saya tidak tahu bahwa apa yang saya lakukan adalah penerapan "hukum penarikan". Saat itu yang ada di kepala saya cuma keinginan untuk mencoba apa yang tertulis di buku foto kopian tersebut. Cuma itu.
Saat itu saya praktekkan semua yang tertulis di buku kecil itu. Saya cari gambar-gambar impian yang saya inginkan. Saya beli majalah-majalah bekas. Saya potong gambar-gambar impian saya dari majalah-majalah bekas tersebut dan saya tempel di white board yang saya pasang tepat di depan tempat tidur saya. Saya juga menuliskan tahun target kapan saya akan mencapai impian saya.
Selesai.
Saya biarkan vision board itu tertempel di tembok kamar kost selama saya kuliah di Yogya selama 4 tahun. Saya hampir tidak pernah mengutak-utik lagi.
Salah satu gambar yang saya tempel di white board saya saat itu adalah foto seorang mahasiswa yang sedang diwisuda, lengkap dengan baju toganya. Dibawah foto itu saya tuliskan nama saya dan target IPK 3,5. Saya sekedar menulis angka IPK 3,5 itu tanpa tahu kekuatan "hukum penarikan".
Dan apa yang terjadi ketika tahun 1998 saya lulus? Saya lulus Cum Laude dengan IPK 3,75!
Jujur saja, saya sendiri kaget ketika menemukan tulisan IPK 3,5 yang saya tulis 4 tahun sebelumnya di vision board ternyata benar-benar menjadi kenyataan. Bahkan lebih tinggi dari target yang saya tuliskan saat itu.
Pengalaman kedua membuktikan "hukum penarikan" adalah ketika saya mendapatkan beasiswa exchange student di Nagoya University Jepang pada tahun 1999. Selain menempel gambar, saat itu saya juga melakukan incantation dengan menuliskan sebaris kalimat afirmasi di secarik kertas. Bunyinya: "Aku berangkat ke Nagoya University Maret 1999". Hampir setiap hari saya menuliskan kalimat pendek itu di atas secarik kertas dan mengantonginya kemanapun saya pergi.
Ada kejadian luar biasa yang masih saya ingat sampai saat ini berkaitan dengan pengalaman kedua membuktikan "hukum penarikan" ini. Suatu hari, kertas incantation saya terjatuh dan ditemukan seorang teman sekampus. Ketika tanpa sengaja bertemu di kantin asrama, ia tiba-tiba menyalami saya dan mengucapkan selamat karena saya telah diterima di Nagoya University untuk mengikuti program exchange student.
Saya kaget.
Lho, darimana dia tahu jika saya diterima? Saya sendiri belum mendapat kabar apa-apa dari kampus. Setelah ia menceritakan soal kertas incantation yang ia temukan, saya baru sadar bahwa ia mengira saya "telah" diterima di Nagoya University.
Dua bulan kemudian saya baru mendapat kabar bahwa saya "benar-benar" diterima di Nagoya University untuk mengikuti program exchange student selama setahun!
Sebuah kebetulan?
Sama sekali bukan. Saya sudah merencanakan dan "menarik" kenyataan itu untuk terjadi.
Pengalaman ketiga membuktikan "hukum penarikan" adalah ketika saya mendapatkan beasiswa studi ke Kyoto dari Monbukagakusho tahun 2006. Seperti dua pengalaman sebelumnya, saya merencanakan dan membuat "impian" untuk mendapatkan beasiswa tersebut dengan gambar dan tulisan. Salah satu incantation yang saya tulis di PDA saya saat itu berbunyi: "Jam 8 pagi saya mendapatkan telepon dari Ibu Lies, staf Kedubes Jepang, yang mengabarkan bahwa saya mendapatkan beasiswa ke Jepang dari Monbukagakusho". Hampir setiap hari sebelum tidur saya selalu membaca kalimat incantation ini dan membayangkan saya benar-benar mendapatkan telepon dari Ibu Lies.
Suatu pagi, jam 9, bulan Agustus 2006, saya mendapatkan telepon dari Ibu Lies, staf Kedubes Jepang yang mengabarkan bahwa saya mendapatkan beasiswa ke Jepang dan berangkat bulan Oktober 2006!
Sebuah kebetulan yang lain?
Sama sekali bukan. "Hukum Penarikan" seperti dijelaskan dalam film "The Secret" benar-benar ada dan bekerja. Dan saya sudah membuktikannya.
Jika belum menonton "The Secret", silahkan menonton. Tidak ada salahnya juga mempraktekkan. Coba saja. Nothing to lose. Biarkan "hukum penarikan" memberikan pembuktian kebenarannya dalam kehidupan kita.
(Gambar diambil dari http://www.thesecret.tv/)
Medhy Aginta Hidayat
Tulisan yang relevan dengan posting ini:
Harga Sebuah Ide: (1) Million Dollar Homepage
Wisdom of Success (1)