Check-Up kedua di RSU

Pada hari Rabu lalu, 9 Oktober 2013 aku mengantar bapak periksa ke rumah sakit karena beliau susah BAK (buang air kecil). Setelah mengantri cukup lama di dokter spesialis penyakit dalam, bapak dibawa ke ruang IGD untuk dipasang kateter (selang). Spontan saja kantong tempat air seni itu mulai penuh setelah dipasangi selang. Tak bisa kubayangkan betapa sakitnya jika air seni tak bisa keluar. Meskipun sudah bisa keluar dengan bantuan selang, alat itu harus terus dipakai sampai kontrol lagi 2 hari berikutnya. 
pinjam: google
Hari yang dinantikan tiba, pagi-pagi aku sudah mempersiapkan semua keperluan dari memasak untuk membuat bekal makan siang, surat-surat rumah sakit, dan lain-lain. Kami kembali lagi ke rumah sakit untuk periksa ke bagian Urologi. Aku sudah berusaha datang lebih awal ke rumah sakit. Tapi sepertinya pasien sudah banyak yang mengantri disana. Beberapa saat kemudian, tiba giliran bapakku untuk diperiksa. Aku ikut masuk dan melihat suasana di ruang dokter itu. 

Ruangan yang kecil dan sempit, ada 2 dokter yang bertugas disana dibantu beberapa perawat. Satunya dokter bedah, satunya dokter urologi. Dokter urologi itu sangat cantik dan membuatku penasaran kenapa dia mau jadi dokter urologi ya ? pantesnya jadi foto model haha... Mungkin karena belum kenal, aku menganggap dia tak banyak bicara ketika aku melontarkan pertanyaan. Ia hanya sibuk menulis dan menjawab dengan singkat. Ia mengambil kaos tangan steril dan memeriksa bapakku. Aku pun bertanya ada apa dengan bapakku? Tapi ia hanya menjawab, "saya cek ricek dulu." Ia mengeluarkan surat untuk kami pergi ke laboratorium yang letaknya kira-kira 5 meter dari ruang urologi. 

Disana aku bertemu dengan anak kecil umur 5 tahun yang sangat aktif dan ceriwis sekali. Tidak kelihatan kalau ia sedang sakit. Ia juga mau periksa ke laborat, karena mimisan lewat hidung dan mulut. Entah kena penyakit apa anak malang itu. Aku tetap menunggu bapakku mengantri untuk diambil darah dan diperiksa urine-nya. Setelah setengah jam menunggu, akhirnya hasil laborat pun keluar, tapi sayangnya aku lupa membaca hasilnya. Mungkin karena saking bingungnya, dan mengejar waktu. Dari laborat, kami menuju ke ruang USG yang ada di seberangnya. Sampai disana, ternyata sudah tutup. Kami diminta kembali hari Rabu besok. Aku sedikit kecewa karena masih jam 10.30 WIB mereka sudah tidak mau terima pasien. Alhasil, kami berdua pulang ke rumah dengan bapak yang masih dipasangi selang untuk membantunya BAK. Kata dokter maksimal memakai selang itu 2 minggu. Ya okelah, jadi besok kami akan kembali ke ruang USG. Semoga lancar dan tak perlu operasi.

0 comments:

Post a Comment