Jangan Terlalu Cemas

Beberapa hari terakhir ini saya merasakan ketidaknyamanan pada tubuh saya. Mungkin karena terlalu capek kerja dan sering tidur diatas jam 00.00 WIB. Awalnya saya tak terlalu memerhatikannya tapi ketika saya mulai memikirkan hal ini muncul kecemasan. Coba Anda perhatikan dua ibu jari tangan saya dibawah ini. Ada bercak warna kuning yang tak bisa hilang. Anehnya hanya ada di ibu jari kedua tangan saya , sedangkan pada jemari tangan yang lain tidak ada warna tersebut. 


Untuk meredakan kecemasan saya, biasanya pertama kali saya akan cari info di google. Disana ada berbagai macam artikel tentang perubahan warna kuku yang salah satunya mengarah ke gejala sakit tiroid. Wah, ketika saya baca ini, tiba-tiba saja saya mulai merasa tak nyaman di leher. Berulangkali saya pegang-pegang terus leher saya. Rasanya ada yang menebal, tapi tak ada benjolan. Mulai deh cemas ga karuan. Pikiran saya sudah mulai negative. Nanti kalau begini begitu bagaimana ya? 

Beberapa teman di facebook juga memberikan argumennya masing-masing dan membuat saya ingin segera check up ke dokter. Saya makin merasa tak enak di leher saya. Setiap kali bercermin saya perhatikan terus leherku ini. Hingga jumat kemarin saya sekalian mengantar bapak untuk minta surat rujukan ke puskesmas karena bapakku juga masih dalam pengobatan dokter di RSU. Dalam hati saya berkata, “ Duh Tuhan, jangan sekarang, saya masih harus menjaga bapakku. Jangan sampai saya sakit ya Tuhan.” 

Sampai di puskesmas, saya menceritakan keluhan-keluhan saya termasuk kuku saya ini kepada mantri yang bertugas disitu. Sampe 4 mantri melihat kuku saya, mereka ada yang bertanya, “Apa kukunya abis dikuteki?” 

"Hah? Kutekan?" Saya meskipun cewek ga pernah kutekan, risih aja kutekan. Tapi ini mirip abis dikuteki. Ada yang bilang infeksi jamur kuku. Tapi mereka juga heran kenapa cuma ibu jari saja yang warnanya aneh? Mungkin Anda ada yang tahu mengapa? Setelah usai mengeluhkan kuku, saya mengeluhkan leher. 

Mantri :“apa kamu sering deg-degan? 
Susan : (mikir, apa ada hubungannya ya) Ya tri mantri kalau saya denger suara keras saya pasti deg-degan. 
Mantri : Apa kamu sering gemeter/tremor? 
Susan : Ya tapi tidak terlalu. Mantri : Apa susah menelan dan sering haus? Tidak. 

Langsung dia menulis resep obat. Dia kasih saya obat gatal dan alergi karena dikira kena jamur kuku. Saya sendiri tak yakin kena jamur kuku. Setelah pulang ke rumah, saya pun enggan meminum obatnya karena saya melihat mantri itu ga yakin dengan diagnosanya. 

Keesokan harinya, leher saya makin terasa ga nyaman. Saya pun kembali ke puskesmas untuk minta rujukan langsung ke RSU. Untung hari itu Sabtu jadi agak sepi. Surat rujukan sudah ditangan saatnya ke RSU. Di rumah sakit pun bagian pendaftaran sepi sedangkan yang rame bagian poli dalam dan saya adalah pasien terakhir. Waktu perawatnya memeriksa tekanan darah saya, dia tanya mau periksa apa? Saya bilang mau cek fungsi tiroid. Dia bilang mahal lo harga ngeceknya. Dia mengatakan sejumlah harga dan saya shock mendengarnya karena mahal buat saya. 

Bapakku yang ikut mengantarku menenangkanku. “Sudah jangan dipegang-pegang terus lehernya diobati dengan air liur saja kalau bangun tidur nanti kan sembuh.” 

Dasar saya reflek sedikit-sedikit pegang leher. Tiba giliran saya dipanggil masuk ke ruang dokter. Setelah dokter memeriksa leher dan kuku saya serta mengajukan beberapa pertanyaan dengan jawaban tidak akhirnya dokter mengatakan saya tidak apa-apa. Karena dokter yang bilang begitu saya merasa tidak sakit lagi. Saya keluar dari ruang periksa dengan senang karena saya tak jadi kena sakit yang saya takutkan dan tak perlu keluar biaya mahal untuk cek tiroid.

Dokter kasih saya obat namanya Mecobalamin 500mg (salah satu bentuk vitamin B12). Karena saya merasa sudah sehat, sampai sekarang obat dari puskesmas dan RSU tidak jadi saya minum. (#La lah opo perikso ik mbak e iki ? ) Yacuma kepo aja ehehehe.. 

Kalau dirunut-runut masalah utamanya memang dari pikiran, pikiran yang cemas, takut terjadi sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi membuat badan ini tersugesti pikiran negative tadi. Orang sehat pun kalau pikirannya cemas badannya bisa sakit tiba-tiba. Ada ada saja rasanya. Bahkan ada yang bilang lebay, karena terlalu dirasa-rasain. Setelah mendengar kata dokter baru percaya kalau saya tidak apa-apa. 

Ya, lalu bagaimana dengan kuku dan leher tadi? Leher rasanya tak nyaman karena saya sering tidur dengan posisi miring ke kanan. Jadi kaku semua. Dan kuku tadi ya sudah lah biar aja mau kuning mau merah mau biru cuek aja lagi ah.. daripada mikir aneh-aneh toh badan saya sehat walafiat. 

Hal yang bisa diambil dari kisah saya ini adalah semakin orang banyak ingin tahu maka semakin takutlah ia. Kadang orang yang tidak tahu apa-apa yang malah baik-baik saja. Waspada boleh asal jangan keterlaluan kayak saya. Hehe.. tetap jaga kesehatan ya dan pikiran harus positif supaya tetap fit. Kalau bukan kita yang menjaga kesehatan diri sendiri, siapa lagi?? Karena kesehatan itu mahal harganya.

0 comments:

Post a Comment