5 Tips Cerdas Menulis Dengan Bernas


Kemarin saya membaca sebuah posting menarik. Saya lupa nama blog-nya. Isinya sederhana. Soal menulis pendek-pendek.

Menulis dengan bernas.

Intinya, jangan berpanjang lebar dalam menulis. Menulislah dengan hemat dan ringkas. Bagi blogger, hal ini penting.

Saya setuju. Kalimat pendek tidak harus kosong. Apalagi tanpa arti. Kalimat panjang juga bukan jaminan kejelasan. Seringkali, kalimat panjang malah membingungkan. Satu hal, ia membuktikan ketidakcakapan berbahasa. Hal lain, ia melelahkan pembaca. Tambahan, ia menghabiskan halaman.

Kebiasaan menulis pendek-pendek bisa diasah. Tidak sulit. Asal mau belajar. Asal tekun mencoba. Jika sudah terbiasa, menulis menjadi mengasyikkan.

Pertama, cobalah menulis seperti biasa. Jangan pikirkan panjang-pendek kalimat. Lebih penting ada hasrat menulis menyala-nyala. Dengan begitu tulisan akan mengalir lancar.

Kedua, menulislah soal yang kita tahu. Jangan sok pintar. Jangan sok jagoan. Setiap orang punya porsi kecakapan. Tidak perlu memaksakan diri. Paling bagus menulis dari pengalaman sendiri. Setiap orang punya pengalaman hidup, bukan?

Ketiga, sekarang suntinglah tulisan tersebut. Mulai dari kalimat pertama hingga terakhir. Cobalah menemukan kata pengganti untuk frase. Ingat, kata. Kata adalah unsur terkecil penyusun kalimat. Usahakan setiap kalimat terdiri 6 kata. Tidak lebih. Babat semua kata yang tidak perlu. Suntinglah dengan kejam. Jika perlu ubah struktur kalimat. Tidak masalah asal makna tidak berubah. Lakukan hingga kalimat penutup.

Keempat, bacalah lagi hasil suntingan tersebut. Sudah enakkah dibaca? Masih kakukah rasanya? Ada kata yang hilangkah disana? Teliti satu per satu setiap kalimat. Jangan ada yang terlewat. Jika mungkin, sunting lagi tulisan tersebut. Cobalah perhalus. Ini penting, agar tulisan tidak kering.

Kelima, lakukan latihan ini sesering mungkin.

Itu saja.

Menulis dengan bernas bisa dikuasai siapapun. Tidak peduli apa pendidikannya. Tidak peduli apa pekerjaannya. Juga tidak peduli apa ragam tulisannya. Kuncinya satu: berlatih.

Saya juga berlatih menulis dengan bernas. Tidak percaya? Coba cermati tulisan ini. Coba hitung jumlah kata setiap kalimat.

Setiap kalimat maksimal 6 kata.

(Gambar diambil dari TransformationalTools.com)

Medhy Aginta Hidayat

P.S: Artikel ini merupakan re-posting dengan beberapa perubahan dari artikel dalam arsip lama Blogguebo. Silahkan klik disini untuk membaca artikel aslinya. :)

Artikel ini bermanfaat untuk Anda?
Klik disini untuk berlangganan Blogguebo.

Tulisan lain yang relevan dengan posting ini:
Menulis Itu Mudah
Tips Membuat Seri Wawancara Sebagai Pillar Article (Seri 1)
Tips Membuat Seri Wawancara Sebagai Pillar Article (Seri 2)

0 comments:

Post a Comment