Entahlah…

Hal ini sering terjadi padaku. Mungkin aku yang terlalu sensitive. Mungkin juga dia tak berpikir seperti yang kupikirkan. Apa yang sebenarnya ingin kukatakan? Hm entahlah aku juga bingung harus mulai darimana. Aku bertanya dalam hati, mengapa setiap cowok yang bicara denganku tak pernah sudi menatapku? Kadang mereka mengalihkan perhatiannya pada gadget ditangannya meski tak ada sms, pura-pura sibuk dengan gadgetnya entah main game atau cuma pencet-pencet tombol ganti-ganti ringtone HP, atau terkadang membuang muka ketika bicara. Apakah mereka malu menatapku atau justru karena penampilanku yang amburadul? Mungkin aku harus belajar dandan.Hm, sejak pencernaanku bermasalah rupanya aku lebih memperhatikan lambung daripada muka. Ya mungkin aku harus introspeksi. 

Memang aku tak pernah punya waktu memperhatikan penampilan dan terlalu sibuk dengan pekerjaan dan makan. Mungkin hal inilah yang membuatku lama ketemu jodoh. Rasa penasaran membuatku bertanya pada teman-temanku yang sudah sukses menikah. Apa dulu suamimu waktu pertama kali ketemuan kalau bicara sama kamu mau menatap wajahmu atau menunduk aja? Mereka bilang mau menatap wajah kok. Terus aku mikir lagi. Kenapa sama aku beda ya? 

Aku memang terlalu banyak pikiran dan memikirkan hal-hal yang tidak penting. Mungkin itu juga yang membuatku tidak sehat. Diluar semua itu aku bahagia, aku masih punya bapak dan adik yang sayang padaku. Sayang dengan caranya sendiri. Adikku kesannya tegas dan bicara seperlunya saja. Kadang dia terlihat lebih dewasa dibanding aku. Bapakku pria yang baik dan sabar. Sempat aku berpikir apakah suamiku nanti juga bisa sabar dan baik seperti bapakku? Hm, entah berapa malam minggu yang terlewatkan begitu saja. Aku bahkan telah melupakan malam minggu dan sibuk dengan pekerjaan. Kadang pas buka facebook lihat teman-teman yang upload foto-foto piknik sama keluarga dan anak-anaknya membuatku jadi “iri” apa aku bisa kayak gitu. Dulu anak itu masih bayi sekarang sudah besar. Waktu cepat berlalu, tapi aku masih sama saja. 

Tapi aku menikmati masa-masa lajangku ini. Lebih bebas. Aku bisa melakukan banyak hal yang kusuka. Aku punya cara menghabiskan waktu sendirian di depan komputer dan berteman dengan kode-kode script dan utak-utik blog klien sampai lupa waktu. Aku tidur diatas jam 00.00 dan bangun lebih pagi karena harus memasak. Demi lambungku yang kusayangi. Hihi.. 

Aku tak boleh terlambat makan, aku sangat overprotektif pada lambungku. Pernah aku pingsan di pasar karena telat makan. Sejak itu aku tak berani keluar rumah sebelum makan dengan kenyang atau bahkan selalu membawa air mineral kemanapun aku pergi. Kadang aku juga bawa bekal makan siang kalau harus mengantar bapakku check up ke rumah sakit. Aku menghargai waktu dan keputusan Tuhan. Dulu aku begitu terobsesi mengejar cinta. Tapi sekarang hanya bisa pasrah pada Tuhan. Toh lebih baik terlambat daripada menyesal seumur hidup. 

Aku memaklumi dan bersyukur selalu. Kadang juga disela-sela doaku ketika kusebut permintaanku tentang jodoh, tak terasa air mataku bisa keluar sendiri. Aku tahu saat itu Tuhan sedang menghiburku. Setiap aku menangis, karena ketidak sabaranku aku berpikir, aku bersyukur masih bisa menangis mungkin ini cara Tuhan membuat mataku terbasahi oleh air mata karena dari pagi sampai malam mataku dipakai mantengin komputer. Selalu ada cara dan alasan untuk bersyukur. Ketika mencoba makanan yang dulu jadi pantanganku aku merasa ada sedikit keleluasaan. Hm, tak ada yang dapat menandingi nikmatnya makan segala macam makanan yang kita suka. Yah, hari ini aku hanya ingin menulis apa yang ada di benakku saja. Mungkin tulisanku amburadul gagal focus, tapi inilah yang sedang kurasakan hari ini. Aku hanya menuangkannya ke dalam tulisan. Menulis dari hati.

0 comments:

Post a Comment