Ah, akhirnya bisa duduk lagi disini. Barang sejam dua jam. Atau lebih. Laptop ini sudah seminggu tidak tersentuh. Juga
blog ini.
Kangen ingin menulis
blogdiary lagi.
Seminggu kemarin aku memang tidak menulis apapun. Tidak ada
posting baru. Malas? Bukan. Ada alasan yang lebih bagus. Alasan
klise: sibuk. Sebelum liburan selalu ada lebih banyak kerjaan. Biasanya begitu, bukan? Setumpuk kerjaan menunggu: tugas kuliah, paper, kuisioner,
Power Point untuk presentasi, tenggat
report, ujian. Minggu kemarin aku juga harus ke Osaka. Dua kali.
Aktivitas seminggu kemarin seperti ini.
Senin, 18 Desember 2006
Kuliah bahasa Jepangseperti biasa. Seperti biasa juga, banyak PR. Juga ada kuis harian. Masih tetap susah mengingat kosakata baru. Malamnya mengerjakan draf kuisioner untuk kelas Society and Culture in Japan. Rencana, besok mulai menyebarkan kuisioner.
Selasa, 19 Desember 2006
Ini hari yang panjang. Hari ini ada 3 kelas. Mulai jam 8.45 sampai jam 6 sore. Lumayan capek. Kelas yang paling menggerahkan: Kanji 1. Sungguh, ini bukan kelas favorit. Kesan pertama, mengerikan. Selanjutnya, ampun-apunan. Pertama, huruf Kanji sendiri sudah susah untuk orang Indonesia seperti aku. Kedua, senshei di kelas ini bahasa Inggrisnya nyaris nol. Mari kita bayangkan. Belajar huruf Kanji dengan bahasa pengantar Nihongo (bahasa Jepang). Betapa susahnya. Bagus jika bahasa Jepang mahasiswa di kelas ini level Advanced. Lha, ini baru Elementary 1! Puyeng. Kawan-kawan China yang paling aman. Mereka malah lebih jago dari orang Jepang kalau soal Kanji. Yang lucu, jika ada pertanyaan dalam bahasa Inggris, senshei minta diterjemahkan dulu ke bahasa China. Setelah ia menjawab dalam bahasa China, barulah kawan dari China menterjemahkan kembali ke bahasa Inggris. Sementara senshei berdiskusi soal pertanyaan itu dalam bahasa China, kami yang lain bengong. Atau keki cuma jadi pendengar. Atau sebel. Atau tertawa ngikik. Lucu sih. Mungkin ide yang baik kalau kami belajar bahasa China dulu baru mengambil kelas Kanji ini. Pulang dari kampus jam 6 sore, langsung ke Klexon. Klexon kepanjangan dari Kyoto Language Exchange Salon. Ini forum pertukaran bahasa dan budaya. Setiap Selasa malam kami berkumpul dan saling belajar bahasa Inggris dan Jepang. Cukup menarik. Mungkin bisa ditiru di Indonesia. Jika ingin tahu lebih banyak, bisa berkunjung ke website Klexon. Jam 12 baru sampai asrama. Sholat. Tidur. Capek.
Rabu, 20 Desember 2006
Kuliah 2 kelas. Selesai jam 14.30. Begitu kelas bubar langsung ke stasiun kereta Demachiyanagi. Hari ini harus ke Osaka menyerahkan report kerjaan. Perjalanan Kyoto-Osaka satu jam. Lumayan bisa duduk dan tidur di kereta. Sampai Osaka masih ada waktu sebentar. Sempat beli Onigiri dan juz kotak karena perut keroncongan. Setelah itu jalan ke Westin Hotel Osaka. Meeting. Jam 8 selesai. Jam 9 sampai asrama lagi. Setelah itu masak, makan, sholat terus tidur. Besok harus presentasi.
Kamis, 21 Desember 2006
Hari ini cuma kuliah 1 kelas. Masuk jam 10.30. Tapi harus presentasi di kelas. Persiapan udah oke. Jadi tinggal maju perang. Alhamdulillah, lancar. Selesai kuliah jam 14.30 langsung meluncur ke Sanjo-Teramachi. Ini downtown-nya Kyoto. Aku cuma ingin mengambil beberapa foto suasana hiruk-pikuk orang disana. Juga street fashion anak-anak muda Jepang. Tahu Harajuku Style, gaya dandanan yang biasa dipakai duo Ratu dan Indra Bekti, kan? Nah, seperti itulah gaya berpakaian anak-anak muda di Jepang. Atraktif. Bebas. Riang. Jam 9 malam aku baru sampai asrama lagi.
Jum'at, 22 Desember 2006
Hari ini kuliah 1 kelas. Cuma bahasa Jepang. Masuk jam 8.45 (kelas di Jepang dimulai jam 8.45). Jam 11 pamit ke masjid. Setiap Jum'at aku mendapat dispensasi keluar kelas jam 11 untuk Jum'atan. Mestinya kelas selesai jam 1 siang. Sambil jalan ke masjid, mampir ke 99 Shop. Ini semacam toko satu harga di Indonesia. Semua barang seharga 99 Yen. Sebelumnya di Jepang sudah populer dengan toko 100 Yen Shop. Tapi sekarang muncul pesaing baru, 99 Shop. Lebih murah 1 Yen. Lumayan, bukan? Selesai sholat Jum'at, beli daging, sosis, bumbu Kare instan dan sambel Indofood di Halal Food. Maklumlah, mulut dan perut Indonesia ini sering menolak makanan Jepang macam sushi atau sashimi yang mentah itu. Untuk dicoba sih oke, tapi jika harus menjadi menu utama tiap hari, aduh terima kasih deh. Mending masak sendiri setiap hari. Malamnya ke perpustakaan, baca buku untuk bahan paper akhir semester. Seperti biasa, pulang jam 9 malam.
Sabtu, 23 Desember 2006
Libur. Hari ini ke Osaka lagi. Beberapa kawan dari Mesir minta diantar ke Nipponbashi. Ini kawasan pusat belanja barang-barang elektronik di Osaka. Mungkin semacam Akihabara di Tokyo. Kami berangkat berenam. Aku satu-satunya dari Indonesia. Agak keki juga soal bahasa. Kawan-kawan Mesirku rupanya lebih suka ngobrol dengan bahasa ibu mereka, Arabic. Tapi ada dua orang yang mau berbaik hati ngobrol dengan bahasa Inggris. Di Nipponbashi, kawan-kawan Mesirku berniat membeli kamera dan: rice cooker! Wah, jauh-jauh ke Osaka ternyata cuma mau beli rice cooker. Di Kyoto juga banyak. Satu lagi, meskipun hampir semuanya bergelar doktor, kawan-kawan Mesirku ini ternyata sama dengan ibu-ibu di Indonesia. Kemampuan tawar-menawarnya canggih. Ulet. Harus dapat harga murah. Malah ada cerita lucu. Kamera yang sudah kami beli di toko A, ngotot dikembalikan karena toko B menawarkan harga lebih murah 3 ribu Yen. Sempat terjadi ketegangan karena si penjual tidak mau begitu saja menerima pengembalian kamera tanpa alasan yang masuk akal. Tapi, lagi-lagi berkat keuletan dan sedikit muka tembok, kawan-kawan Mesirku berhasil mengembalikan kamera bermerek Sony itu dan mendapat harga lebih murah dari toko B. Jam 6 sore kami baru selesai belanja. Kaki capek sekali karena harus berjalan keluar masuk toko. Juga mengitari hampir seluruh kawasan Nipponbashi. Berkilo-kilo meter. Perut juga lapar meskipun sudah diganjal Takoyaki. Sampai asrama, jam 8 malam, aku langsung makan sambel goreng ati buatan sendiri. Ah, luar biasa lezatnya makanan Indonesia.
Begitulah seminggu kemarin aku jalani.
Mulai Senin kemarin kuliah libur musim dingin sampai tanggal 5 Januari 2007. Tapi aku belum tahu mau kemana. Mungkin malah cuma di kamar. Ada ide yang lebih cemerlang?
Medhy Aginta Hidayat
Artikel ini bermanfaat untuk Anda? Klik disini untuk berlangganan Blogguebo.