Manusia Bertanggungjawab Atas Dirinya Sendiri

Ketika bangun pagi manusia sering disibukkan dengan berbagai aktivitas hingga terkadang lupa menyediakan waktu untuk berdoa dan saat teduh pribadi. Hingga kemudian datanglah masalah bertubi-tubi baru ia ingat bahwa ia sangat butuh Tuhan dalam hidupnya. 

Bahkan kadang meski sudah terkena masalah tak jarang menganggap bahwa doa itu hanya usaha sia-sia saja karena belum terlihat hasilnya. Yang ada kelelahan secara mental dan fisik menanti jawaban doa yang bisa diasumsikan 3 hal yaitu YA, TIDAK, atau TUNGGU waktunya Tuhan. 

Jika iman seseorang itu tidak cukup kuat, maka ia akan meninggalkan Tuhan dan mencari ilah lain. Percaya kepada jimat-jimat yang dianggap mampu memberikan pertolongan secara instan. Tuhan berfirman, terkutuklah orang yang mengandalkan manusia. 

Jika engkau mengalami masalah yang tidak mampu engkau pecahkan sendiri datanglah kepada Tuhan dalam doa. Tuhan tahu masalahmu dan ia mau dan sanggup menolong asal kau serahkan bebanmu itu kepadaNya. Kita mungkin sudah tahu bahwa Tuhan sanggup menolong, tapi kita tidak mau datang dan berserah padaNya. Memang pencobaan yang dialami manusia itu tidak melebihi kekuatannya, Tapi terkadang manusia sering merasa bahwa dirinya yang paling menderita di dunia ini. Kadang kita bisa dengan mudah menasihati orang lain tapi bahkan untuk melakukannya sendiri sangat sulit. Kadang sudah dikasih solusi tapi masih tetap mengeluh. Apa sih maunya? 

Ada sebuah ilustrasi, andaikan kita berjalan bersama teman kita dan saat kita berjalan kita bawa sekarung beras 25kg. Saat itu teman disamping kita bilang, “Sini aku bantu bawa,” tapi kita tidak mau menyerahkan beban itu maka kita akan capek sendiri. 

Berserah itu kunci sukses untuk tetap tenang. Banyak orang sehat fisiknya tiba-tiba jadi sakit mendadak karena pikirannya yang dipenuhi kecemasan dan kekhawatiran. Saat pikiran kita dikuasai oleh ketakutan dan kekuatiran maka organ tubuh terlemah kita akan diserang pertama kali. Kalau lambungnya yang lemah maka orang itu akan sakit maag. 

Kadang ada juga orang yang suka mengeluh tentang nasibnya tapi ketika kita coba memberikan solusi hanya dianggap angin lalu. Kadang orang tahu solusinya tapi tidak mau bayar harga. Misalnya, sudah tahu ekonominya seret cari kerjaan susah, tapi tetap tidak mau berupaya. Seharian hanya mengeluh dan mengeluh. Saya punya teman model begini:

Secara fisik ia sehat –sangat sehat. Tapi ia kalau soal kerjaan sangat pilih-pilih. Minta bantuan kepada saya untuk mencarikan kerjaan. Awalnya saya bantuin. Saya coba tanyakan ke beberapa rekan saya untuk tanya lowongan kerja.Tapi ketika saya infokan kedia, saya sangat jengkel karena jawabannya sangat mengecewakan. Ia tidak mau karena gajinya kurang besar, ga mau kalau kerja diluar kota, ga mau kalau bosnya galak, ga mau kalau ini itu banyak alasan. Sebagai orang yang awalnya berniat membantu pasti akan malas membantu lagi jika responnya seperti itu. 

Pengennya gaji besar kerjaan enak dan bebas. Namanya kerja pasti ada resikonya.Hidup ini kalau tidak ada tantangannya bukan hidup namanya. Karena tantangan bikin hidup lebih hidup. Sudah pernah saya sarankan nonton tayangan motivasi seperti Mario Teguh Golden Ways tapi tetep aja masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Menasihati orang yang tidak mau berubah itu sama dengan menggarami air laut. Perbuatan yang sia-sia. 

Sebagai temannya bisa stress sendiri menanggapi ulahnya. Maksud hati ingin membantu tapi yang dibantu sepertinya tidak butuh bantuan. Kalau sudah begini ya sudah, repot juga memotivasi orang yang tidak punya niat untuk berubah dari dirinya sendiri. Usia boleh tua, tapi kedewasaan itu pilihan. 

Saya heran dia punya motto hidup seperti ini : muda foya-foya, tua kaya, mati masuk surga? Kok uenak banget ya? Mana ada rumus seperti itu? Yang ada “Muda foya-foya tua menderita mati masuk neraka,,,” itu baru bener. Haha. Selama kita masih muda jangan disia-siakan kemudaan kita agar ketika tua nanti kita tidak perlu bekerja lebih keras di tengah fisik yang mulai melemah hanya untuk membayar kesenangan masa muda kita dulu yang telah kita sia-siakan. 

Ya, motivator tetap motivator, orang hanya bisa menasehati. Selebihnya yang bersangkutanlah yang menjalani hidup dan menanggung resiko atas pilihannya sendiri. Jangan jadi orang bebal dengan merasa bahwa dirinya sendiri yang paling benar sehingga mengabaikan nasihat bijak orang lain yang sebenarnya juga sibuk dengan urusannya sendiri tapi memilih untuk berempati dengan masalahmu. 

Jangan pernah melakukan hal yang menyisakan penyesalan di akhir nanti. Karena itu percuma. Penyesalan tidak ada gunanya. Waktu tidak akan pernah bisa berputar kembali. Apa yang bisa kaulakukan hari ini lakukanlah sebaik mungkin karena apa yang kaulakukan sekarang akan menentukan seperti apa hasilnya kemudian.Bagaimana dengan Anda?

0 comments:

Post a Comment