Berbagi Tugas
Akhir-akhir ini aku capek banget bolak balik keluar kota, ngurus surat ini itu untuk prosedur pengobatan bapakku. Kerjaanku jadi terbengkalai, aku sering batalin les dan rasanya mulai malas ngapa-ngapain. Mau ikutan lomba blog juga ogah-ogahan, apalagi kalau syaratnya berat. Perhatianku sepenuhnya kepada bapakku. Memperhatikan perkembangannya, makannya, minum obatnya, mengatur jadwal ketemu dokternya.
Aku sangat terbantu dengan keberadaan adikku di Semarang, jadi kami bisa saling bagi tugas. Meski aku sering tepar di mobil ketika mengantar bapakku, tapi rasanya puas bisa mengantar ortu sendiri. Beberapa waktu yang lalu sempat bergumul mau berobat kemana dan puji Tuhannya, step by step Tuhan pimpin langkahku.
Kartu BPJS sudah kuurus, rujukan sudah siap semua dan rencana akan berangkat keluar kota lagi besok Selasa. Aku sungguh tidak menyangka, kalau aku bisa melakukan semuanya ini. Aku sungguh hanya memikirkan bapakku, tak ada yang lain. Aku mengabaikan kelemahan dan ketakutanku demi kesehatan beliau.
Tadi pagi aku begitu marah, karena bapakku eman-eman makan buah sirsat yang sudah jamuran. Kadang beliau susah sekali dinasehati. Mungkin kekuatiranku terlalu berlebihan, tapi itu semua karena aku sangat sayang bapakku. Mungkin maksud bapakku irit makanan, tapi kadang beliau suka simpan makanan terlalu lama dan aku paling cerewet kalau ada makanan ga segera dimakan.
Efisiensi dan efektivitas waktu sangat kuperhitungkan ketika hendak melakukan segala sesuatu termasuk keberangkatan kami ke Semarang. Aku dan adikku saling bertukar informasi dan terus SMS/ telepon. Aku mencari informasi tentang prosedur ini itu dan melibatkan banyak orang karena aku tidak mau salah langkah. Aku ingin memastikan bahwa jalan yang kutempuh ini sudah benar, sehingga tidak ada lagi kesalahan. Aku memang cenderung perfeksionis. Adikku kuminta untuk datang langsung ke rumah sakitnya untuk menanyakan mekanisme dan syarat-syarat yang harus dilengkapi dan kabarnya dokter hanya membatasi 3 orang yang bisa mendapat kesempatan berobat dengan BPJS. Wah, semoga masih keburu daftar hari itu.
Berulangkali browsing website, cari dokter, cari prosedur yang benar, baca artikel tentang obat-obatan yang diminum, memperhatikan setiap perkembangan bapakku dan aku jadi kurang tidur karena bapakku makannya tidak umumnya orang makan. Sehingga minum obatnya jadi mundur-mundur. Duh kadang gemes juga. Sampai pada titik puncak keletihanku. Aku benar-benar berserah pada Tuhan. Mengalir dan jalani saja apa yang di depanku. Harapan kami berdua cuma 1 yaitu kesembuhan bapak.
0 comments:
Post a Comment