Tuhan Yesus Aku Takut

   Saat kutuliskan artikel ini, jantungku tak berhenti berdegup kencang. Aku sangat takut hingga harus berulangkali mendengarkan lagu-lagu rohani untuk menenangkan diri dan berdoa. Aku tahu bahwa setiap masalah dalam hidupku dipakai Tuhan untuk membuatku dekat dan selalu berharap serta  bergantung hanya kepada-NYA. Aku menulis sebagai terapi stress karena dengan menulis apa yang ada di hati dan pikiranku tercurah bagai sharing dengan teman. 

   Trauma psikis yang kualami bertahun-tahun membuatku kehilangan kenikmatan hidup. Seperti muntah bertahun-tahun, tidak bisa makan-makanan enak (berlemak) dan banyak sekali pantangan makan yang apaabila aku langgar bisa menyebabkan mual dan muntah kembali. Penyebabnya adalah tekanan dari orang lain dengan menyerang langsung ke dalam hati dan pikiranku. Setan telah merasuk ke dalam orang tersebut dan membuatnya punya power arogansi yang kuat yang menyebabkan semua orang tunduk dan tidak berani membantah maupun melawannya. 

   Aku tidak bisa melarikan diri dari situasi ini, aku harus menghadapinya. Bukan tindakan fisik tapi lewat ucapan yang menusuk perasaan bagai tiris yang tak berhenti menitik, dan teriakan-teriakan yang membuat hatiku tidak nyaman, terkadang juga pelampiasan melalui benda-benda di sekitarku yang dibanting hingga menyebabkan aku terkejut dan jantungan. Dampaknya ketika bertemu orang yang menyebabkan trauma psikis adalah rasa nyeri di lengan dan badan rasanya seperti dipukuli. Jadi menghindar adalah senjataku saat ini. Dengan menghindari orang tersebut akan membuat hati lebih tenang meski untuk sementara dan punya ruang untuk sedikit lebih bisa bernafas secara teratur.

   Kita memang tidak bisa menyalahkan keadaan dan lingkungan. Ini adalah ujian dari Tuhan untuk membuat kita kuat. Hidup bagaikan sebuah arena pertandingan iman. Siapa yang kuat imannya dan bertahan hingga akhir akan menjadi pemenang kehidupan. Satu tips jitu untuk mengatasi rasa takut adalah mensugesti pikiran kita untuk tidak memikirkannya dan membawanya masuk ke dalam hati kita. Masalah yang besar itu tidak akan cukup jika dimasukkan ke dalam hati kita yang kecil dan tak jarang itu membuat sesak di dada. 

   Banyak sekali teori tentang cara mengatasi rasa takut, misalnya dengan berdoa, dengan melawan rasa takut itu sendiri, hipnoterapi, dan yang paling sulit adalah mengampuni masa lalu. Teori itu akan selalu menjadi teori apabila tidak dipraktekkan. Bapakku hanya berpesan agar aku tidak terlalu memperdulikan masalah, terapisku bilang aku harus bisa mengalahkan masalah dan jangan mau kalah dengan keadaan. Tuhan berfirman dalam firmannya di Alkitab, Tetaplah berdoa. Hati nuraniku sendiri mensugesti pikiranku bahwa semua ini hanya sementara dan aku harus tetap kuat. 

   Memang segala sesuatu berasal dari pikiran kita sendiri. Jika kita bisa menguasai pikiran kita. Hanya memikirkan hal penting yang perlu dipikirkan yang positif yang membangun yang memotivasi maka kita akan bisa menguasai diri dan tetap happy. 

   Banyak orang yang tidak bisa menguasai pikirannya harus mengonsumsi obat penenang. Jangka waktu minum obatnya tergantung seberapa ia bisa menguasai pikirannya, bisa sebentar atau bisa juga seumur hidup. Jika kita tidak bisa menenangkan diri sendiri maka obatlah yang akan menenangkan kita. Ga enak banget kan kalau hanya bisa tenang kalau minum obat kalau ga minum obat ga tenang lagi?

   Obat paling ampuh untuk mengatasi rasa takut dan cemas yang berlebihan adalah berdoa. Mencurahkan pikiran dan perasaan kita yang campur aduk itu kepada Tuhan. Berdoa bisa dengan bersuara atau di dalam hati. Bahkan walau doa kita hanya berbentuk air mata pun Tuhan sanggup mendengar dan mengerti. Atau ketika aku tidak sanggup mengeluarkan kata-kata doa, hanya dengan memanggilnya Yesus berulangkali hatiku bisa merasa damai.

   Mereka hanya "macan ompong" yang hanya bisa  menggertak tapi tidak bisa menerkam. Atau "ular piton" yang kehilangan bisa beracunnya, hanya bisa melilit tapi tidak bisa membunuh. Jangan takut kepada manusia yang bisa kehilangan nyawanya kapan saja, tapi takutlah pada Tuhan yang memegang kendali hidup dan matinya seseorang. Mungkin saat ini orang tersebut bisa berkacak pinggang, ataupun menyerukan kepada dunia bahwa ia adalah "penguasa" dan punya sifat serakah yang selalu ingin menguasai orang di sekitarnya, membawa ion-ion negatif yang bisa  menyebabkan sakit hati dan psikis, tapi ingat semua itu hanya sementara. Hanya sementara.

   Doaku hanya dijauhkan dari perbuatan berdosa dengan membalas kejahatan dengan kejahatan. Setengah dari kenikmatan hidupku sudah hilang, aku tak mau kehilangan seluruh hidupku juga. Nasi goreng masih enak, aku masih ingin bisa kemana-mana dan menikmati hidup karena hidup ini indah jika kita bisa mensyukurinya. Andaikanpun seakan tidak ada hal yang bisa disyukuri pikirkan bahwa organ-organ tubuh kita masih bekerja dengan baik. Itu lebih dari cukup. Tuhan sanggup menghibur, membalut luka hati kita dan memberikan hati yang baru asal kita mau menyerahkan hidup dan permasalahan berat yang tidak sanggup kita pikul ke dalam tangan pimpinan Tuhan saja.

  Ketika kita menjalani hidup ini. Kita berjalan bersama Tuhan. Tuhan tahu kita punya banyak sekali masalah yang membebani hidup ini. Seakan membuat perjalanan kita menjadi melelahkan dan berat. Ada Yesus di samping kita yang selalu menawarkan pertolongannya, asal kita mau percaya dan menyerahkan secara total. Ia tidak hanya memikul beban kita tapi Ia juga menggendong kita. 

   Logikanya seperti ini : ada 2 orang berjalan di padang pasir. Panas terik matahari seakan membakar kulit mereka. Yang satu membawa tas ransel yang berat sedangkan tubuhnya ringkih/ kecil, yang satunya lagi bertubuh tegap dan besar. Ketika melihat si kecil ini kelelahan membawa tas ranselnya, ia pun menawarkan bantuan. Ia mau menggendong si kecil plus tas ranselnya. kalau si kecil mau menerima bantuan dari temannya ini maka langkah si kecil akan ringan karena ia digendong.Tuhan juga seperti itu, tapi kadang kita nya yang kurang percaya. Kurang yakin Tuhan bisa menolong, tidak sabar dengan waktu yang Tuhan tetapkan, itulah yang membuat kita kehilangan berkatNya. 

  Semoga aku kuat dan bersabar menanti janji Tuhan. Terima kasih Tuhan hatiku lebih tenang saat ini. AMIN.

0 comments:

Post a Comment