Baca Dulu Sebelum Protes
Malam ini aku jadi pengen nulis tentang pentingnya berhati-hati dalam setiap perkataan kita. Memang sebaiknya sebelum kita berkata-kata harus dipikirkan terlebih dahulu apakah kata-kata itu membangun atau justru sebaliknya.
Aku menulis tentang hal ini bukan karena aku paling benar, tapi ini juga untuk mengingatkan diriku sendiri untuk teliti dulu sebelum marah/ protes terhadap sesuatu. Apalagi di dalam dunia maya, mau nulis status di facebook maupun twitter sesuka hati kita semudah mengetik huruf demi huruf, tapi kadang kita lupa bahwa kalimat yang kita ketik di dalamnya itu dibaca oleh banyak orang.
Kadang kita tidak bisa mengontrol emosi sehingga tak bisa dipungkiri bahwa apa yang kita tulis di dalamnya itu mewakili perasaan kita. Terkadang aku sendiri juga pernah tidak bisa mengontrol emosi hingga melampiaskannya ke dalam facebook tapi kuprotect hanya saya yang bisa baca keluhan itu.
Aku terkejut saat mengikuti sebuah kuis di facebook dimana syarat-syaratnya sudah ditulis dengan lengkap oleh admin(penyelenggara kuis) dan karena kurang memperhatikan syarat tersebut seorang ibu marah-marah di fanspage penyelenggara kuis itu.
Aku pribadi agak ilfeel dengan sikap ibu tadi, tapi juga kasihan. Kok ya ndak dibaca yang betul dulu syaratnya, main protes saja sama adminnya. karena penasaran, aku pun membuka profil ibu tadi. Wah, ternyata memang dia suka sekali mengeluh tentang apapun di wallnya.
Baik buruknya perkataan kita mempengaruhi pandangan orang terhadap kita. Jika kita ingin dihargai dan dihormati orang, perbaikilah attitude kita. Apalagi dalam mengikuti sebuah ajang kompetisi baik lomba maupun kuis. Bertanyalah yang sopan kepada adminnya, jangan sampai karena kita protes sambil marah-marah membuat kitanya ga jadi menang karena sikap kita yang kurang sopan. Bagai pepatah yang mengatakan, "karena nila setitik rusak susu sebelanga."
Terlepas dari sebuah lomba abal-abal yang ga jelas, kalau memang dari kitanya yang tidak membaca baik-baik syaratnya maka yang perlu kita lakukan adalah introspeksi.
0 comments:
Post a Comment