Peran Blogger Atasi Stigma Negatif dan Diskriminasi Pasien TB

   Terkadang saat kita diberi kesehatan dan melihat ada seseorang yang sakit apalagi tidak sembuh-sembuh membuat kita memiliki stigma negatif pada orang tersebut. Kadang kita juga berpikir “Sakit kok aneh gitu sih? Kayak diguna-guna/ disantet, dll” 


    Kita jadi takut mendekat atau bergaul dengan orang itu karena takut ketularan penyakitnya. 

   Munculnya stigma/ pandangan dan pemahaman yang salah kaprah terhadap sesuatu hal akan membuat penderita merasa terdiskriminasi. Demikian juga stigma negatif terhadap pasien TB, diantaranya yaitu : 

1. Ada yang bilang TB itu penyakit keturunan. Benarkah itu? Hanya karena jika dalam satu keluarga kena TB semua lalu dibilang TB penyakit keturunan? Itu tidak benar. Logikanya seperti ini: TB itu kan memang bisa menular, apalagi penularannya cepet banget yaitu melalui udara, bersin, dahak penderita yang terpercik saat ia batuk. 

   Nah, kuman TB itu dihirup oleh orang terdekat dengan penderita. Sedangkan hubungan yang terdekat kan di rumah/ dalam satu keluarga. Jadi wajar apabila dalam satu keluarga mudah ketularan TB. 

   Solusinya, anggota keluarga yang masih sehat harus tetap menjaga kesehatannya dengan makan makanan yang bergizi agar daya tahan tubuhnya kuat. Selain itu wajib menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan memiliki ventilasi udara ruangan yang baik. 

   Sedangkan untuk penderitanya agar memakai masker atau menutup mulut saat batuk, membuang dahak pada tempat yang tepat, dan minum obat secara rutin dan tuntas agar cepat sembuh. Kesabaran dan kemauan yang kuat serta dorongan dari keluarga akan mempercepat proses penyembuhan. 

2. TB itu penyakit karena diguna-guna atau kutukan? Oh tentu tidak! 

   Kok bisa sih orang mikir TB itu karena kena guna-guna atau dikutuk? Ya, mungkin mereka berpikir begitu karena kadang kan pasien TB sering batuk-batuk dan muntah darah tiba-tiba sehingga penderitanya akan dikucilkan/ didiskriminasi karena dikira pernah melakukan kesalahan di masa lalu yang menyimpang. 

   Logikanya : batuk darah yang dialami penderita TB itu karena pembuluh darah dalam paru-parunya itu pecah akibat infeksi kuman TB saat dia batuk. 

   Kembali lagi solusinya adalah minum OAT secara rutin dan tuntas agar cepat sembuh. 

3. TB tidak bisa disembuhkan? Siapa bilang? 
 
   Memang, TB merupakan penyakit pembunuh nomor 1 diantara penyakit menular lainnya karena pasien TB yang tidak segera terdeteksi dan mendapat pelayanan kesehatan yang tepat serta tuntas bisa meninggal dunia. 

   Sebaliknya, jika pasien TB segera memeriksakan diri ke dokter dan mau minum obat dengan rutin dan tuntas pasti bisa sembuh. Hanya butuh waktu 6 bulan saja buat rajin minum obat. 

   So, yang sabar ya bagi penderita TB. Soalnya kalau tidak rutin minum obat akan menjadi kebal obat atau istilah medisnya MDR TB (multidrug resistance tuberculosis) yang mana butuh waktu lebih lama lagi (sekitar 2 tahun) untuk proses penyembuhannya. Bukti nyata TB bisa disembuhkan bisa dilihat di video berikut ini :


   Sebagai blogger, sangatlah tepat apabila kita menuliskan banyak konten tentang TB untuk mengedukasi khalayak yang belum paham benar tentang TB. Sehingga akan meminimalisir stigma negatif dan diskriminasi tentang pasien TB itu sendiri. 

   Jika orang sudah paham tentang TB, penyebab, dampak, dan cara menyembuhkannya tentu tak ada lagi stigma negatif dan diskriminasi yang merajalela di muka bumi ini disamping itu motivasi kepada para penderita TB akan membuat mereka lekas sembuh dan hal itu tentu saja berdampak positif dengan berkurangnya angka kematian akibat TB. 

   Yuk guys, jangan kucilkan lagi pasien TB sebaliknya rangkul dan beri motivasi agar mereka lekas sembuh dengan membaca artikel yang kita tulis. Oya, bagi teman-teman yang belum membaca serial 1-7 di postingan saya bisa membacanya disini :







Seri 7 : Masyarakat Peduli TB

Sumber referensi: 
http://www.tbindonesia.or.id/ 
http://www.lkc.or.id/ 

0 comments:

Post a Comment