Korban Pemberi Harapan Palsu (PHP)

Credit
Jika diingat kembali mungkin yang ada hanyalah rasa kecewa dan sakit hati saja. Ini memang salahku sih, karena aku terlalu larut dalam cinta semu dengan mantan kakak kelasku yang waktu sekolah dulu dia tidak pernah tahu aku, cukup aku saja yang tahu dia. Seiring waktu berjalan kami sama-sama dewasa dan akhirnya bertemu lewat facebook. 

Lama sekali permintaan pertemananku tidak dikonfirm olehnya. Ia terkesan sangat membatasi diri untuk sebuah perkenalan baru. Inbox ku pun tidak pernah sekalipun dibalasnya. Dan sekali lagi ini memang salahku, aku tidak menyerah untuk mencari tahu dan berusaha pendekatan dengannya. Aku pun bertanya kepada temanku yang juga temannya tentang nomor HP-nya. Dan akhirnya aku berhasil mendapat nomor HP-nya. Mungkin aku terlalu agresif dan aku memberanikan diri sms dia. Aku tidak menyangka reaksinya begitu cepat ketika aku sms, dia pun membalas. Kami sms-an untuk waktu yang cukup lama dan intens setiap hari. Kami mulai mengenal karakter masing-masing walau hanya lewat sms saja. Anehnya dia tidak mengijinkan aku untuk add akun facebooknya. Seharusnya dari sini saja aku sudah mundur, tapi entah kenapa aku jadi bodoh dan dibutakan oleh kesenangan sms-an. 

Dia memintaku membatalkan permintaan pertemanan facebook dengannya. Aku pun menurut, dan berusaha untuk tidak membicarakan masalah konfirmasi pertemanan lagi toh aku masih bisa komunikasi dengannya walau lewat sms. Setahun pun berlalu, aku ingin sekali bertemu langsung dengannya. Aku tidak ingin cuma sms an saja, ketika dia pulang ke kampung halamannya aku memintanya untuk ketemuan denganku. Tapi dia menolak dengan alasan dia ingin bertemu cewek yang disukainya lebih dulu yang notabene sudah memiliki kekasih. Aku pun masih bersabar menunggu, 2-3 tahun berikutnya kami berhasil ketemuan walau cuma say hello di gereja dan kami bersalaman. Tahun yang ke empat kami masih sms-an dan teleponan sampai lama sekali dan itu setiap malam. Kami merasa semakin dekat. Waktu aku memintanya untuk ketemuan lagi, aku sungguh terkejut karena ia bilang aku menipunya. Ia ingin aku mengirimkan fotoku yang asli kepadanya. Aku jadi bertanya-tanya, selama ini aku sudah berkali-kali mengirimkan fotoku yang asli kepadanya, tapi ternyata ia tidak percaya kalau itu adalah aku. Permainan apa ini? Hatiku sangat sakit . Jadi selama ini dia menganggap aku ini orang lain? Orang yang bertemu dengannya yang itu adalah aku dikiranya orang suruhanku? Untuk apa aku melakukan hal itu kalau aku sangat mencintainya? Aneh, kenapa dia bisa berpikir seperti itu? 

Berulangkali aku menegaskan kalau orang yang ditemuinya itu benar-benar aku, namun ia masih keukeuh dengan mengatakan bahwa aku penipu. Hancur berkeping-keping rasanya hatiku. Sekian lama aku menunggunya untuk pulang ke kota kami, namun hanya ini yang aku terima sebuah fitnah. Jadi selama ini dia pikir dia sms-an/ teleponan dengan siapa? Entah dimana logikanya? 

Kalau memang dia tak suka padaku mengapa sms nya selalu overprotektif dan posesif. Tanya: Aku sedang apa, ngapain aja, ke gereja atau tidak, bla bla bla.., dan memanggilku dengan sebutan ‘sayang’ tapi dipikirannya dia memikirkan cewek lain dan itu bukan aku. Aku jadi merasa aneh sendiri, karena ia terus menerus memaksaku untuk mengaku kalau aku adalah orang lain? Tahun ini aku dengan keputusan dan tekad yang bulat untuk melupakannya. Aku tidak mau jadi korban Pemberi Harapan Palsu nya dia. Waktuku terbuang selama 4 tahun dengan cowok yang sama sekali tidak menghargai cintaku. Aku sangat bodoh dan kini aku benar-benar yakin untuk melupakannya. Ia tidak pantas menerima cintaku yang berharga. Sekarang aku baru menyadari kebodohanku selama ini. Ia bukan cowok yang baik untukku. Meskipun aku sangat mencintainya namun aku harus melepaskan dia. Aku tidak mau menjalin Hubungan Tanpa Status lebih lama lagi. Dia sudah sangat menyakitiku, aku lelah jadi korban PHP. Aku benar-benar bodoh. 

Pengalaman ini membuatku lebih berhati-hati mengenal cowok. Aku tidak mau membuang waktu percuma untuk orang yang tidak jelas. Kalau tahu begini, aku memilih untuk tidak pernah mau mengenalnya. Aku benar-benar menyesal dan aku tidak perduli lagi padanya. Aku tidak ingin tahu apapun tentangnya lagi. Semuanya sudah berakhir (T_T)

0 comments:

Post a Comment