Dilema Resep Masakan

   Bile refluks yang saya alami selama 2 tahun telah membuat saya tidak bisa makan makanan secara bebas seperti saat sebelum saya sakit dulu. Meskipun sudah tidak pernah muntah-muntah asam lambung lagi selama 6 tahun tapi untuk bahan makanan tertentu sampai sekarang saya masih belum bisa mengkonsumsi: aneka olahan (tahu, tempe, aneka seafood, roti basah/ anek kue kering, mentega, jahe, kacang). 

   Efek samping dari bahan makanan itu jika saya konsumsi maka akan menimbulkan mual/ rasa tertusuk di bagian empedu saya. Saya pikir empedu saya ada batu/ polipnya tapi setelah di USG tidak ada apa apa disana. Ini yang bikin heran mengapa saya tidak bisa lagi makan makanan tersebut. 

   Akibatnya saya masih menjaga makan hingga sampai saat ini. Paling dilemma itu kalau ingin mengikuti resep masakan, pasti ada bahan yang tidak saya sertakan dalam masakan buatan saya itu. Akibatnya rasanya akan berbeda. 

   Misalnya ada resep Cah Cumi Brokoli. Bahannya ada cumi, broccoli, kembang kol, bawang putih, jahe, dan daun bawang. Disana juga ada resep untuk membuat saus cabainya. Bahan diatas yang tidak bisa saya konsumsi adalah cumi, jahe dan saus cabe. Jadi kalau saya buat masakan cah cumi broccoli namanya jadi berubah cah broccoli tanpa cumi, jahe dan saus cabe. Rasanya? Hm…beda banget 

   Jadi mau tak mau ketika ingin mengikuti resep masakan, maka saya harus seleksi lagi mana bahan makanan yang bisa diterima pencernaan saya ini. Seperti kata ahli gizi saya, makan saja apa yang bisa kamu makan, karena masing-masing orang punya kondisi yang berbeda. Oh, sungguh dilemma… Salah seorang teman menyarankan saya makan irisan mentimun dan kol mentah sebelum makan siang dan makan malam. Semoga suatu saat nanti saya bisa normal kembali.

0 comments:

Post a Comment