Pengalaman Kerja Pertama

   Setelah lulus SMU aku masih saja muntah tiap pagi dan berhenti sendiri kalau sudah agak siang. Esoknya begitu lagi. Seakan jadi kebiasaan buruk. Dalam keadaan sakit pun aku masih punya mimpi untuk bekerja selepas lulus. Tapi sebelum itu 2 orang temanku mengajakku kursus komputer. Aku senang sekali karena sudah lama aku pengen kursus komputer. Kulihat jam kursusnya jam 10.00. berarti aku bisa ikut karena sudah selesai muntahnya. Waktu itu kami kursus program ms. Word dan Excel. 

   Kurang lebih 2 bulan kami kursus. Kedua orang temanku berencana akan kuliah keluar kota tapi aku sama sekali tidak ada keinginan untuk kuliah keluar kota dengan kondisi fisik seperti ini. Padahal dulu waktu ibuku masih hidup aku sangat ingin kuliah, tapi begitu ibuku meninggal dan aku sakit-sakitan keinginan untuk itupun pupus. Setelah kursus selesai, aku tak sabar ingin cepat mencari pekerjaan. Ga enak nganggur di rumah terus. 

   Salah satu jemaat gerejaku menawariku kerja di mini market yang dikelolanya, tadinya dia berencana akan membuka showroom moci (Motor china) tapi belum dibuka. Dan rencananya aku yang disuruh jadi adminnya. Tapi berhubung belum dibuka, aku diminta kerja seadaanya dulu di mini marketnya. Aku kerja dari jam 08.30-14.00 dan 17.00-21.00 (tanpa shift) di lantai 2. Aku jadi pramuniaga dan membantu kasir di sana. Gaji pertamaku sangat minim Rp130.000,-

   Pagi hari ketika masuk kerja yang kulakukan adalah menyapu dan mengepel lantai. Setelah itu baru ngecek barang. Kalau malam banyak anak-anak kecil bermain di lantai 2. Sepanjang hari aku selalu berdiri dan berjalan kesana kemari ngecek barang. Teman kerjaku sangat judes, dia sering menegurku aku mencoba sabar dan bertahan. Gaji pertamaku kubelikan sandal untuk adikku. Aku mengajak adikku ke mini market itu dan memintanya memilih sandal sendiri.

   Yang paling melelahkan karena aku punya kebiasaan ke toilet (beser) padahal toiletnya jauh dari mini marketnya (kira-kira 10 meter) dan aku harus naik turun tangga. Karena sering naik turun tangga, kakiku kaku dan bengkak. Tidak bisa ditekuk. Akupun bekerja sambil pincangan. Melihat hal itu bosku memindahku kerja di lantai 1 agar tidak naik turun tangga lagi. 

   Bulan kedua aku dipercaya jadi kasir penuh. Aku senang jadi kasir karena bisa duduk dan pegang mesin kasir. Aku belajar hal baru disana. Ada tradisi yang dibiasakan oleh teman-teman kerjaku yang mana siapa yang berulangtahun hari itu harus menraktir semua teman-temannya. Padahal gaji sangat minim. Rata-rata yang ulangtahun biasanya tekor, apalagi ulangtahunnya kalau pas gajian. 

   Suatu ketika, temanku membawa mangga muda. Ia membagi-bagikan mangga itu kepada semua karyawan mini market. Aku pun mencoba mencicipi mangga muda itu karena lapar padahal aku sakit maag. Wah, pulang kerja sambil naik sepeda geliyengan dan pusing berat. Sampai di rumah aku muntah-muntah dan pingsan. Besoknya aku keluar kerja.

0 comments:

Post a Comment