Aku Cewek Tomboy

Aku Cewek Tomboy - Aku memang dilahirkan sebagai seorang cewek. Tapi sewaktu ibuku mengandungku beliau pengennya punya anak cowok. Itulah sebabnya aku lahir berjenis kelamin perempuan tapi tingkah laku dan penampilanku tomboy. Apa ini salah bunda mengandung ya? 

Foto masa kecil bersama adikku
Sejak kecil aku suka pakai celana daripada pakai rok, aku suka panjat-panjat pohon jambu, maen layang-layang, main mobil-mobilan (tamiya), kayak anak cowok. Hingga beranjak remaja aku juga belum berubah, apa yang disukai cewek tidak kusukai. Kalau cewek lain suka jalan-jalan, aku suka diam di rumah online facebook, atau ngeblog. Cewek lain suka shopping, aku hanya ke mall jika butuh membeli barang kebutuhan harian rumah seperti (sabun, pasta gigi, shampoo, dll). Itupun tidak lama-lama di mallnya. Begitu dapat barang yang dibutuhkan langsung pulang. Jika cewek lain suka dandan, aku tidak terlalu suka, dandan paling paling pake bedak + sisiran doang. Jadi untuk urusan make up aku blank sama sekali. Kalau cewek lain suka pernak-pernik dan aksesoris, aku mah risih pake gituan (methallophobia). 

Di rumah pun aku tidak pernah pakai rok. Sukanya pakai celana pendek (kulot) dan T-shirt /casual. Sampai-sampai untuk beli rok saja harus disuruh bapakku. Parah banget ya? Secuek itukah diriku? Mungkin ini yang jadi penghambat aku menemukan jodoh. Dan setelah aku pulih dari sakit yang cukup lama dulu, dengan keterbatasanku sekarang aku hanya bisa di rumah. Keluar rumah maksimal 2 jam saja. Keluar kota ga pernah terbesit lagi dalam anganku, apalagi keluar negeri.

Jadi kalau ada lomba blog berhadiah jalan-jalan keluar negeri atau wisata kuliner, saya sudah tidak berminat lagi. Nasib orang kena gangguan pencernaan akut. Kalau ada berkat makanan dari orang lain, pasti hanya lewat saja di tanganku, nantinya aku berikan lagi ke orang lain. Padahal itu makanan enak, tapi ga enak di perutku. Ini juga menghambat hubunganku dengan lawan jenis. 

Dulu, ada seorang cowok yang maen ke rumahku dan ngajak jalan. Dia ngajak aku makan di luar. Karena aku ga bisa makan apa yang dia makan, besoknya dia udah ga mau lagi maen ke rumahku. Katanya aku merepotkan, ga bisa diajak seneng-seneng. Dia merasa rikuh karena dia yang makan dan aku tidak. Akhirnya, tak ada teman lagi yang mau mengajakku pergi. Hanya bapakku teman setiaku yang mau mengerti keadaanku. 

Kadang ada rasa iri juga melihat foto teman-teman lain di facebook yang bisa piknik kemana-mana, foto bareng-bareng bersama teman-temannya yang lain, bisa jalan-jalan keluar negeri. Boro-boro keluar negeri di dalam kota saja ga kuat lama-lama. Hidup penuh keterbatasan gini memang susah. Tapi meskipun aku tidak bisa jalan-jalan keluar negeri atau keluar kota, aku bersyukur masih bisa online menjelajah dunia maya. Meskipun di kota ini aku tidak punya teman, tapi teman dunia mayaku ribuan orang. Memang sih lebih enak kalau bisa menikmati alam nyata. 

Bagai katak dalam tempurung itulah aku. Sampai detik ini aku masih mencoba makan makanan yang belum bisa aku makan saat sakit dulu. Dan itu bertahap. Hidup ini penuh perjuangan. Aku sedang berjuang, mencoba sedikit-sedikit makanan yang dulu tidak boleh dimakan karena sakitku. Sempat terbesit dalam benakku, apa ada ya cowok yang mau menerima keadaanku ini? Apa aku bisa menikah dengan kondisi seperti ini? Bisakah aku punya anak yang sehat? Karena yang aku makan itu itu saja. Aku juga masih takut kambuhan. Selama 5 tahun terakhir ini aku masih menjaga pola makanku. 

Daripada memikirkan semua kecemasan itu akhirnya aku mencoba mengalihkan perhatianku pada menulis. Setiap hari yang kulakukan adalah menulis dan menulis. Mencari uang lewat tulisan dan mengajar. Setiap manusia bertanggungjawab atas hidupnya sendiri. Pada akhirnya semua orang akan sendirian. Aku tidak terlalu banyak berharap lagi, hanya berdoa saja. Hanya anugrah Tuhan saja yang bisa membuatku menemukan jodohku dan menikah.

Terlepas dari semuanya itu aku berserah total kepada rencana Tuhan sambil berusaha tapi ga ngoyo. Jangan cari berkat, tetapi carilah Sumber-NYA. Usaha manusia untuk mencari dengan kekuatannya sendiri tanpa campur tangan Tuhan hanya akan melelahkan dirinya sendiri namun ga ada hasilnya. Dan inilah doaku, “Lord, I put my trust in You. I don’t know how and when it becomes. But I believe that You’re always in beside me and take my hand to walk with You all the way. I believe because You have a great plan for me. I don’t understand now. But someday I will know it. Thanks Lord. Amen”

0 comments:

Post a Comment