Lebih Baik Diam
credit |
Ada bermacam-macam karakter orang yang kita temui. Tak jarang ada diantara mereka yang suka tak mau kalah dalam perbincangan. Atau disebut dengan istilah paling vocal. Jika berbicara dengan orang seperti ini tentunya akan sangat menjengkelkan karena ia ingin selalu merasa benar sendiri sedangkan orang lain harusnya mau menerima pendapatnya.
Jika ia adalah orang yang lebih tua dengan kita dan sedang berselisih pendapat dengan kita maka lebih baik kita diam daripada terus berdebat dan akibatnya pertengkaran pun tidak akan ada habisnya jika tak ada yang mau mengalah. Orangtua yang sedang memarahi anaknya dengan mengomel tiada henti apabila dilawan maka kita akan jadi durhaka. Meskipun anak merasa dirinya benar terkadang orangtualah yang paling benar jadi tidak boleh dibantah.
Ada sebuah ilustrasi, seperti ini. Ada sebuah keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Sang ibu beranak satu ini sudah tidak mempunyai suami. Ia mendidik anaknya untuk hidup jujur. Di sekolah, ada seorang temannya yang usil dan ia difitnah mencuri uang SPP temannya. Hal ini dibuktikan dengan uang SPP yang dimasukkan sendiri ke dalam tas anak ini. Ibu guru pun memanggil ibu si anak ini.
Mendengar bahwa anaknya dituduh mencuri maka ibu inipun menghajar anaknya karena ia sangat kecewa pada anaknya. Walaupun si anak membela dirinya bahwa ia hanya difitnah, bukti itu tidak bisa dipungkiri. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuktikan bahwa itu semua hanya fitnah dari teman sekolahnya yang tidak suka dengannya. Dalam keadaan seperti ini, bagaimana anak ini mau melawan?
Diam adalah solusi terbaik ketika sedang diomeli tiada henti. Sampai suatu saat, diam-diam ia mulai mencari cara untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan menjadi korban fitnahan temannya itu. Jadi saat kita dimarahi akan sebuah perbuatan yang tidak kita lakukan, jangan melawan detik itu juga. Namun carilah cara untuk membuktikan bahwa Anda tidak bersalah.
Contoh lainnya, saat berhadapan dengan teman kita yang suka tak mau kalah dalam perbincangan. Saat kita sedang mengemukakan pendapat kita selalu dibantahnya, dengan asumsinya sendiri. Jika berhadapan dengan orang semacam ini lebih baik kita diam dan biarkan saja dia terus bicara sampai dia capek sendiri.
Di satu sisi itu akan menghentikan perbantahan dan disisi lain itu akan membuat kita tidak membuang terlalu banyak waktu dan energy percuma hanya untuk meladeni orang semacam ini. Jika sesuatu bisa dipermudah mengapa harus dipersulit?
0 comments:
Post a Comment