Tuhan Pegang Kendali Hidupmu
Ketika kita dalam keadaan cemas, itu tandanya kita sedang tidak percaya diri dan kurang berserah. Kecemasan atau kekuatiran tidak akan menambahkan apapun dalam hidup kita.
credit |
Kalau saya bilang ini cemas pasif. Cemas tapi nyerah sama keadaan. Ya mungkin karena kita merasa ini diluar kendali kita. Nah, saat kita merasa bahwa itu ada diluar kendali kita. Itulah saatnya kita harus ingat bahwa ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mengendalikan hidupmu.
Tuhan sudah merencanakan segala sesuatunya sejak kita dilahirkan atau bahkan sebelum kita diciptakan Tuhan sudah punya rancangan dan kita tinggal menjalani hidup ini. Manusia punya kekuatan yang terbatas, tapi Tuhan kita tidak terbatas. Tetapi kadang saat masalah datang apalagi datangnya rombongan itu paling membuat kita super duper cemas.
Saya juga mudah cemas, saya menulis ini dalam rangka memotivasi diri sendiri. Ya iyalah siapa lagi yang bisa memotivasi diri kita selain diri sendiri? Orang lain ya bisa sih, tapi kadang sibuk buat dicurhati, jadi mendingan ngomongin diri sendiri kayak gini kan lebih enak to?
Kadang rasa "meragukan" kuasa Tuhan itu muncul saat doa kita tidak kunjung dijawab. Tapi apakah Tuhan tidak mendengar? Oh tentu Tuhan sangat mendengar. Lalu kenapa IA seakan diam saja? Tuhan sedang menanti-nantikan waktu yang tepat untuk menunjukkan kuasaNya dengan menolong kita melalui caraNYA yang ajaib. Menantikan waktu yang tepat? Ya, itu seperti saat hendak memberi kado ulangtahun kepada teman kita. Bukankah kita memberikan kado itu saat ulangtahun? Itu artinya tepat waktunya. Kalau ga ulangtahun tiba-tiba dikasih kado? Menimbulkan tanda tanya tu. Kado apa suap? :D btw, Mujizat itu nyata.
Ketidakpercayaan itu seperti ilustrasi ini : Setiap pagi sehabis sarapan pagi saya biasa ada acara keluar sama bapak saya. Entah itu mengantar beliau check up ke rumah sakit, belanja, atau sekedar olahraga (sepedaan) bakar kalori-soalnya kalau setelah boncengin bapakku naik sepeda itu pasti badanku keringetan, capek donk berat badan kami kan sama. Hihi 35kg boncengin 35kg.
Saya tahu bahwa bapakku itu sangat mencemaskan aku karena sayang. Tapi kadang rasa sayangnya itu terlalu berlebihan. Saya kan yang boncengin berarti ada di depan berarti saya paling tahu donk keadaan di depan bagaimana.
Nah, karena hari itu jalanan ramai pasti bapakku keluar cerewetnya kalau di jalan. "Awas hati-hati, Awas ono montor!" -gitu ngomongnya banter banget sampe malu saya diteriaki begitu di jalan raya. Apalagi kalau pas mau belok dan dibelakang mobil dan kendaraan lain ga mau ngalah.
Saya kalau diributi begitu malah makin panik. Saya maunya nunggu jalan sepi dan saya tahu kapan waktunya belok sedangkan maksud bapakku bantuin saya kasih retting manual (pake tangan-lambeyan) padahal saya ga jadi belok.
Nah hal itu kadang bikin kami ribut di jalan. Ketika mengingat kejadian ini, saya jadi ingat kadang kita manusia sering mencoba membantu Tuhan/ mengatur Tuhan. Padahal Tuhan lebih tahu daripada kita. Ia tahu kalau kita nekad jalan terus di depan itu ada lobang yang membuat kita celaka, jadi sengaja dibelokin atau digagalkan dan kadang itu membuat kita marah karena kita belum tahu maksud dan rencanaNya yang indah pada waktuNya itu.
Percayalah bahwa semua akan baik-baik saja. Memang kita tidak bisa mengendalikan apapun. Misalnya lagi, orang yang kita cintai dengan cinta mati ternyata mengkhianati kita dengan menikah dengan orang lain dan kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya itu berarti kejadian itu ada diluar kendali kita. Nah kalau kita tidak ikhlas dan berserah pada Tuhan maka kita sendiri yang akan larut dalam kesedihan. Nyetel lagu melow-melow, parahnya lagi kalau putus asa sampai bunuh diri.
Orang yang kita cintai disana happy-happy, kita disini merana. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Ya cuma bisa berdoa minta kekuatan Tuhan dan yakin hidup kita pasti akan lebih berbahagia dengan tidak berjodoh dengan orang tersebut. Saat ini mungkin kita tidak bisa terima statement seperti ini. Tapi kalau sudah lewat waktunya dan hari bahagia itu tiba, kita baru lupa kesedihan kita itu. Saat itu kita baru bisa sadar, “ Ya elah, ngapain juga dulu aku nangis bombay gitu?”
Kalau saya boleh ibaratkan nih, kadang kita itu terlalu sayang sama sandal jepit murahan dan ketika ilang pas arisan kecewanya luar biasa. Terus lain waktu ada orang yang ngasih sandal yang bagus dan mahal, pasti kita senang to? Lalu gimana dengan rasa sedih kita yang lalu? Hmm...Sudah lupa tuh (kayak iklan Panadol) :P
So, sekarang apa yang perlu Anda lakukan? Let it Go, Let It Flow. Surrender in God’s Hand because He knows the best plans for your life. (tumben Bahasa Inggris saya panjang, biasanya cuma yes or no) :D :D :D
0 comments:
Post a Comment