Aku Harus Kuat ke Solo

   Sedih dan bingung itulah yang kurasakan saat ini. Aku harus mengantar bapakku berobat ke RS. Moewardi Solo hari Selasa besok. Sedih karena bapakku sakit, bingung karena jujur ini dilemma buatku, aku tidak kuat pergi jarak jauh karena lemah fisik tapi aku juga tidak tega kalau bapaku berangkat sendirian meski naik travel. Aku menangis sendirian menyalahkan diri sendiri, andai aku tidak lemah seperti ini dan bisa makan macam-macam layaknya orang normal pasti aku kuat mengantar bapakku. Tapi aku tidak punya pilihan, Aku harus mendampingi bapakku saat konsultasi dengan dokternya karena cuma aku yang tahu riwayat kesehatan bapakku dengan baik. 
credit

   Ini saatnya aku keluar dari zona nyamanku setelah lama tidak keluar kota lagi. Aku memang sudah sembuh dengan jaga makan selama 5 tahun ini dan kalau mau makan diluar sangat hati-hati karena takut kambuh lagi. Selama ini aman karena aku makan masakanku sendiri dan pesan menu khusus di warung langgananku. Ketika harus mulai beradaptasi dengan kota yang baru dimana aku tidak tahu keadaan disana itu merupakan tantangan buatku. Ini benar-benar butuh langkah iman. 

   Pertama harus survey lokasi karena aku akan cari penginepan di solo yang dekat dengan rumah sakit. Karena ternyata daftar pasien harus via telepon jadi aku musti prepare dari awal agar tidak telat. Berangkat sehari sebelum periksa. Survey tempat makan juga yang aman buat lambungku. Bawa bekal menu khususku itu pasti, tapi terbatas sampai makan siang di Solo saja. Untuk makan malam dan keesokan harinya itu tantangan buatku. Kayaknya masalah makan dari dulu jadi sumber pemikiran. Ya karena awal badan sehat karena pencernaannya juga sehat. Aku salah makan sedikit saja bisa muntah berjam-jam seperti dulu, jadi aku sangat ketakutan. 

   Sebenarnya aku sedang kuatir, menguatirkan kondisiku sendiri dan kondisi bapakku. Kuatir kondisiku karena aku harus kuat untuk bapakku. Jangan sampai malah aku ikutan sakit karena salah makan. Ya aku akui aku memang takut mencoba tapi jika tidak sekarang kapan lagi aku berani. Mungkin ini cara Tuhan buat melatihku. Entahlah, aku hanya bisa pasrah. Kalau Tuhan menyuruhku pergi berarti ada sesuatu yang ingin disampaikan Tuhan buatku dan pasti Tuhan kasih aku kekuatan baru untuk mengantar bapakku.

0 comments:

Post a Comment