Obati dan Cegah TB Resistan Obat dengan Standar yang Tepat

Definisi dan Penyebab Terjadinya TB Resistan Obat 

   Tak bisa dipungkiri, hilangnya motivasi dan beratnya masa pengobatan, serta pemikiran bahwa tubuh sudah fit meski baru menjalani 2 bulan pengobatan saja, bisa membuat pasiennya malas meneruskan pengobatan. 

    Ini juga terjadi pada bapak saya. Saya selalu mengingatkan beliau agar tidak lupa meminum obatnya serta memotivasi beliau untuk tetap berobat hingga tuntas karena bapak saya sudah pernah putus obat dan terkena TB resistan obat. 

  Ketika seorang penderita TB tidak disiplin/ malas dalam meminum obatnya hingga terjadi putus obat, maka ia bisa terkena MDR TB, yaitu suatu keadaan dimana kuman mycobacterium tuberculosis sudah kebal OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dalam hal ini INH dan Rifampisin. 
sumber gambar


   Selain itu TB resistan obat dapat terjadi apabila orang tersebut tertular kuman MDR TB dari percikan batuk dan bersin penderita MDR TB juga. Faktor lainnya yaitu dari pihak petugas kesehatannya sendiri yang memberikan pengobatan tidak tepat tentang panduan dosis, lama pengobatan, kualitas dan ketersediaan obat di apotik. 

   Adapun tanda-tanda seseorang terkena MDR TB sama dengan TB Biasa yaitu: batuk, demam, keringat dingin dimalam hari, kelelahan, dan terjadi penurunan berat badan. 

Beda Antar TB biasa dengan TB MDR 
sumber gambar

  Penyakit ini lebih berat daripada TB biasa, yah namanya aja kambuhan. Jika pengobatan TB biasa cukup 6 bulan, MDR TB  butuh 18-24 bulan. Wow lama bener ya? Yang 6 bulan aja minum obatnya sudah mulai malas apalagi hampir 2 tahun pengobatan? Pasien TB biasa hanya minum 4 jenis obat dan biasanya tidak menyebabkan efek samping. Sedangkan pasien MDR TB perlu minum lebih banyak obat lagi dan terjadi efek samping.

  Kalau udah kebal obat seperti ini mau gak mau harus mau berobat rutin dan tuntas juga. Dan kalau memang mau sembuh musti disiplin, berakit rakit kehulu berenang-renang ketepian, rajin minum obat dulu, baru sembuh kemudian. 

Efek Samping 

   Penderita TB kategori putus obat biasanya diberikan kombinasi obat INH, Rifampisin, Ethambutol, Pyrazinamid dan ditambah obat suntik Streptomycin. 

   Ketika seseorang meminum obat untuk TB resistan, akan timbul efek samping yang umum seperti nyeri di tempat suntikan, mual, dan pembakaran atau sakit di perut. Apabila hal ini terjadi, doronglah pasien untuk mengonsultasikannya dengan dokter mereka dan jangan biarkan pasien berhenti minum obat apapun tanpa petunjuk dokter. 

  Adapun efek samping yang khusus ada 2 macam, yang pertama meliputi: dering di telinga dan pusing, gangguan pendengaran, dan kram parah di kaki. 

  Sedangkan, efek samping kedua, meliputi: ruam, mata kuning atau hepatitis, kejang dan psychposis atau perilaku irrasional. 

   Jika efek samping tersebut diatas membuat pasien tidak mau berobat lagi maka dampaknya bisa menginfeksi orang terdekatnya dan jadi kebal obat serta kematian. 

   Meskipun pengobatan TB resistan obat terbilang cukup sulit dengan panduan pengobatan yang rumit, jumlah obat lebih banyak dengan efek samping yang lebih berat, pengobatan yang hampir 2 tahun dan biayanya jauh lebih mahal, asalkan kuman MDR TB cepat teridentifikasi maka ada kemungkinan pasien bisa sembuh. Seperti kisah Chasana berikut ini :



 



Cara Mencegah TB Resistan Obat 

  Ada pepatah yang mengatakan, “Lebih baik mencegah daripada mengobati.” Adapun cara mencegahnya yaitu dengan mendiagnosa penderita TB Resistan obat sedini mungkin dilanjutkan dengan pengobatan OAT lini kedua sesuai standar, secara rutin sampai tuntas serta menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.

   Selain itu, untuk mencegah penularan diri sendiri, maka yang perlu kita lakukan, antara lain : 

  1. Menutup mulut ketika batuk/ bersin 
  2. Tidak lupa minum obat secara rutin
  3. Tinggal di rumah dengan ventilasi udara yang baik
  4. Membuang tisu setelah dipake ke tempat sampah 
  Cara menjaga diri agar tidak terkena MDR TB yaitu dengan tidak memakai narkoba, tidak minum minuman beralkohol, dan menghentikan kebiasaan merokok, serta makan makanan bergizi. Dengan begitu maka tubuh akan mempunyai energi untuk melawan kuman MDR TB
   Kita juga bisa melakukan pencegahan di dalam keluarga (rumah) dengan sering bersosialisasi di luar rumah, tinggal di ruangan yang berventilasi udara baik, melindungi balita agar tidak kontak dengan orang yang terinfeksi MDR TB, dan tidur di tempat tidur masing-masing. 

Peran Pemerintah dalam Mencegah TB Resistan Obat 
   Indonesia sendiri berada di urutan ke-8 dari 27 negara dengan beban MDR TB terbanyak di dunia. Ada sekitar 6900 pasien yang mana 5900 orang (1,9%) dari kasus baru dan 1000 orang (12%) dari kasus pengobatan ulang (WHO Global report 2013).

 
sumber gambar
   Melihat kenyataan ini, United States Agency for International Development (USAID), badan independen Amerika yang bertugas mengelola bantuan kemanusiaan untuk negara-negara asing, bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan dan peningkatan program TB. 
   Dengan ditemukannya sebuah teknologi diagnosis kuman TB MDR yaitu GeneXpert. GenXpert jauh lebih akurat daripada metode konvensional dengan memeriksa sputum di bawah mikroskop karena mesin langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri. 
sumber gambar
   
   Melalui serangkaian uji coba oleh ahli, New England Journal of Medicine menyebutkan, GeneXpert dapat mendeteksi TB resistan obat rifampisin yang sebelumnya bisa mencapai 8 minggu kini bisa terdiagnosis dalam waktu kurang dari 2 jam (90 menit). 
  Salah satu mitra pemerintah dan USAID yaitu RSUP Persahabatan. Di rumah sakit ini disediakan poliklinik khusus untuk pasien MDR TB selama 24 jam. Di sini pasien dapat datang kapanpun untuk melakukan pengobatan. 

   Selama 2 tahun, pasien suspek MDR TB harus rutin check up dan minum obat setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu. Pengobatan harus dilakukan di rumah sakit untuk meminimalisir pasien yang tidak meminum obat secara teratur. 
Cara Mengobati TB Resistan Obat 
   Semua penyakit jika tidak segera diobati maka akibatnya bisa fatal. Sama halnya dengan TB maupun TB resistan obat, jika tidak segera ditangani maka nyawa pasien jadi taruhannya. Wow serem ya? Jika sudah terlanjur kena TB Resistan Obat, maka kita perlu berobat dengan lebih serius, rutin, dan tuntas. 
   Dengan Manajemen terpadu pengendalian TB resistan obat secara terstandarisasi diharapkan pasien bisa sembuh total. Adapun strategi ini didasarkan pada 5 komponen utama DOTS: 
  • Komitmen
  • Diagnosis mikroskopis
  • Pengobatan jangka pendek yang diawasi langsung
  • Penyediaan obat rutin
  • Pencatatan dan pelaporan 
  Dengan strategi pendampingan minum obat ini dapat dicapai angka keberhasilan pengobatan yang tinggi dan terutama dapat mencegah kasus TB MDR
   Yuk, obati dan cegah TB resistan obat dengan standar yang tepat :D agar setiap pasien dapat sembuh dan sehat seperti sediakala. 
Sumber referensi :
- http://www.tbindonesia.or.id/
 

0 comments:

Post a Comment