Kacamata Baru untuk Bapakku

   Aku sering mengingatkan bapak untuk selalu meletakkan kacamatanya di tempat yang semestinya agar tidak kesenggol dan jatuh. Tapi ya gitu deh, bapakku suka lupa dan teledor. Meski mata beliau plus dan minus, tapi enggan pakai kacamata kalau ga pas nonton TV atau bepergian keluar rumah. Katanya bekas di hidung, males makai dan lain-lain. 

   Pagi-pagi ketika bapakku hendak menyalakan lampu tanpa sengaja tangannya menyenggol kacamata yang diletakkan di pinggir meja dan akhirnya kacamatanya pecah. Aku langsung terbangun dari tidur ketika bapakku memecahkan kacamatanya. Tuh kan? Udah kuingatkan sekarang pecah juga to? Bapakku diam dan memungut salah satu kaca yang pecah itu. Tampangnya mirip anak kecil yang polos. Aku jadi kasihan. Ya sudah nanti aku antarkan ke optic buat beli kacamata baru. 


   Benar juga, kami berboncengan naik sepeda pergi ke optic yang murah. Mata bapakku mulai diperiksa dan untungnya minusnya tetep sama meski udah sekitar 3 tahun pakai kacamata minus 1,5. Aku menawar karena yang pecah hanya satu bagian kaca saja, apa bisa ganti kaca yang pecah itu? Tanpa harus beli frame dan kaca baru lagi? Ternyata bisa. 

   Tak mau melewatkan momen itu, salah satu SPGnya menawari mau kaca mika atau kaca biasa? Kalau kaca mata mika ada anti radiasinya kalau kaca biasa ga ada. Dan ia terus promosi agar aku beli kaca yang mika yang notabene jauh lebih mahal. Aku yang sudah pernah pakai kacamata mika pun mengelak. Ya mbak tapi kacamata mika itu gampang tergores dan bekas. Apalagi bapak saya orangnya suka teledor, pakai kaca biasa aja mbak. Selain lebih murah juga ga mudah tergores ketika dibersihkan. Akhirnya SPG itupun mengalah. Kami beli kaca yang baru untuk kaca yang sudah pecah. Memang kita harus tahu mana yang lebih dibutuhkan agar tidak boros.

0 comments:

Post a Comment